Kamis, 23 Juli 2009

SeKoLah GrAtiS, ReaLisTiS aTaU sKEptiS..?

Hari Anak Nasional
23 Juli 2009


Perayaan yg sungguh ironis, di tengah2 jeritan putus asa seorang bocah yg berpeluh diantara debu dan kerasnya jalanan, seorang buruh cilik yg melepaskan begitu saja mimpi indah dan bayangan masa depannya, serta banyak anak2 lainnya yg bahkan tak lagi berani untuk sekedar bermimpi tentang kemewahan dunia pendidikan.

Sedangkan angka putus sekolah dr seluruh jenjang pendidikan di Indonesia empat tahun terakhir masih di atas satu juta siswa per tahun. Dari jumlah itu, sebagian besar (80 persen) adalah mereka yang masih duduk di jenjang pendidikan dasar (SD-SMP).
Seperti inikah perayaan yg kita idam2kan?

Bukan sekedar balon warna-warni yg dilepas sang presiden, atau gegap gempita paduan suara yg mengumandangkan lagu "Himne Guru", bukan pula dengan melancarkan demo di halaman balai kota untuk memprotes kebijakan2 pemerintah yg masih saja terasa kurang bijak mengenai sistem pendidikan di negara kita tercinta, atau bahkan mengelu-elukan program wajib belajar 9 tahun khusus bagi yg berduit banyak itu…

Perayaan yg berhias beragam bingkisan serta makanan gratis tak akan meninggalkan kesan berarti selain gelak tawa sesaat, tidak dengan berkurangnya biaya pendidikan yg kian hari kian mencekik, tidak dengan terlepasnya mereka dari jeratan pekerjaan demi mengumpulkan sejumput rupiah di pinggir jalan.

Sekolah Gratis, realistis atau skeptis?

Terhitung sejak April 2009 pemerintah mulai menggalakkan program sekolah gratis. Namun timbullah satu pertanyaan, "apakah realistis?" Fakta yang terjadi di masyarakat, masih ada beberapa sekolah yang memungut biaya pendidikan dari murid2nya, dgn beragam alasan di baliknya, mulai dari biaya pembangunan gedung serta sarana demi menunjang kegiatan belajar mengajar, sampai pada pembelian buku wajib di sekolah. Rupanya program sekolah gratis untuk jenjang SD dan SMP di Kota Malang tercinta ini masih sulit untuk direalisasikan, karena sampai saat ini pihak sekolah tidak pernah berhenti menarik iuran pada siswa, terutama ketika memasuki tahun ajaran baru dan kenaikan kelas.

Bahkan ketua DPRD Kota Malang pun mengakui, sekolah gratis yang dicanangkan pemerintah mulai tahun 2009 ini masih sulit untuk dijalankan, karena kondisi masing-masing sekolah belum memungkinkan. Kemampuan sekolah untuk membiayai operasional masih minim dan sebagian besar masih menggantungkan bantuan. Jadi sekalipun sudah ada BOS dari pemerintah, tetap tidak mencukupi. Inilah kenapa masih saja terjadi pungutan di beberapa sekolah. Lagipula dalam Perda maupun peraturan yang dikeluarkan pemerintah pusat juga disebutkan bahwa sekolah membolehkan adanya dana dari partisipasi masyarakat. Owalah... kalau begitu ya jangan dikasih nama sekolah gratis donk! Toh belum sepenuhnya gratis kan?

Tapi... Bukankah dinas terkait sudah menyediakan anggaran khusus untuk biaya perbaikan gedung dan sarana bagi tiap2 sekolah? Harusnya sih ada meskipun mungkin besarnya masih kalah dengan "pasak". Lalu kemanakah semua pundi2 rupiah itu menguap?

Bukannya berpikiran skeptis yang berujung pada pesimis, hanya saja masihkah slogan sekolah gratis itu layak didengungkan? Yah… kita toh tak bisa sepenuhnya menyalahkan pemerintah, paling tidak mereka sudah berusaha membenahi carut-marut pendidikan negeri ini, harus kita beri apresiasi juga… Namun, terkadang niat mulia pemerintah tersandung oleh birokrasi dan seretnya aliran dana ke masing2 pos pendidikan yg membutuhkan, masih saja ada pihak yg main "sunat" di sana-sini.

So… what can we do?

Berdemo di depan pejabat yg lebih suka menyaksikan gossip di televisi?
Berteriak-teriak sampai suara serak, menghujat habis-habisan pemerintah karena anggaran pendidikan yg masih saja dirasa tak sesuai dgn kebutuhan rakyat banyak? BASI!!!

Semua itu tak akan menghasilkan sesuatu yg berarti bagi kehidupan anak2 Indonesia, kalaupun menghasilkan, itu juga tak akan langsung terwujud, mungkin baru bisa terlihat hasilnya setelah 5 th, 7 th bahkan 10 th ke depan, saat anak2 Indonesia sudah terlalu lelah untuk berharap…

Jangan kira pemerintah itu kerjaannya sedikit! Memang masalah pendidikan negeri ini sudah tanggung jawab mereka, tapi mau sampai kapan kita mengandalkan pemerintah terus-menerus? Sedangkan banyak sebenarnya yg bisa kita lakukan untuk sekedar mengembalikan secercah harap bagi kelangsungan pendidikan adik2 kita…

Berikan perhatian pada kelanjutan masa depan anak2 negeri, support LSM, yayasan social, NGO (Non Government Organization) dan lembaga2 independen lainnya. Demi masa depan negeri kita… Children Now Leader Tomorrow…


ANGEL HOPE


Berawal dr sebuah mimpi dan obsesi serta segudang keberanian yg membara, terciptalah nama ini, "Angel hope" sebuah komunitas sosial yg terbentuk pd 25 November 2007. Berbekal filosofi sederhana, Angel Hope= harapan "malaikat" (malaikat di sini diartikan adik2 yg kurang mampu secara financial dlm menunjang pendidikan mereka), bermula dr 2 anggota, kami mencoba memperluas network dan mensosialisasikan tentang komunitas ini. Akhirnya, dengan ijin Allah S.W.T kami berhasil memiliki sejumlah pengurus dan kontributor (volunteer) yang tersebar di beberapa kampus di Malang. Angel Hope memiliki konsep berbeda dengan komunitas pada umumnya atau pun dengan lembaga sosial lainnya. Untuk saat ini kegiatan kami fokuskan pada penggalangan dana yang didapat melalui penjualan merchandise (stiker, pin, tas, dll). Seluruh keuntungan yang terkumpul akan didonasikan pada LSM atau Yayasan Sosial yang membutuhkan. Sasaran dari kegiatan kami adalah merangkul generasi muda untuk dapat bersama-sama dalam memberikan sedikit kontribusi pada masalah sosial (khususnya pendidikan) yang tengah terjadi di masyarakat.

Independent Program

Angel Hope menerima donasi setiap bulan dari donatur tetap maupun donatur lepas, yang akan dialokasikan untuk Program Adik Asuh di LSM "Griya Baca". Setiap anak yang masuk dalam program ini akan mendapat dana setiap bulannya untuk keperluan pendidikan (SPP, buku-buku, peralatan sekolah,dll).

"OTA" Program

Angel Hope mengeluarkan stiker dengan desain yang berbeda setiap bulannya. Seluruh keuntungan yang diperoleh dari penjualan stiker tersebut akan dialokasikan khusus untuk program beasiswa anak asuh di IMPP (Ikatan Mahasiswa Peduli Pendidikan). Info produk lain dapat diakses melalui blog Angel Hope.

PARTNER

IMPP
(Ikatan Mahasiswa Peduli Pendidikan)
Jl. Raya Tlogomas Gang 8A No.4. Malang
Tlp (0341) 9103117

IMPP merupakan yayasan yang concern dalam
pemberian beasiswa pada anak-anak berprestasi
yang kurang mampu di kabupaten dan kota Malang


LSM "Griya Baca"

Jl. Jend. Basuki Rahmat
Gg.II No.793, Rt 06/02. Malang
Phone (0341) 333606
Griya Baca merupakan Lembaga Pemberdayaan Anak Jalanan
yang menaungi anak binaan kawasan Jagalan,
Alun-alun dan sekitarnya.
Pembinaan meliputi pendampingan belajar,
pembinaan bakat dan minat,
dan keterampilan (life skill) serta penyuluhan dari volunteer.

Hanya dengan membeli produk kami,
kalian sudah ikut membantu biaya pendidikan
adik2 kita yg kurang mampu.
Seluruh keuntungan dari setiap item akan
didonasikan untuk program beasiswa adik asuh


More information
please visit our blog
angelhoperz.blogspot.com
Facebook: angel hope community group
085.749.502.743 (Melia)
081.334.334.436 (Ririn)
Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO

0 komentar:

Posting Komentar