Rabu, 22 Oktober 2008

HiDuP Ga MeLuLu SoaL RuMput HijAu

Konon orang tua bilang kalo “Rumput tetangga selalu terlihat lebih hijau”. Yang kasarnya seh mereka berpendapat kalo hidup atau apapun yang berkaitan dengan orang lain itu selalu kelihatan lebih indah. Sudah berapa abad manusia didoktrin dengan pepatah ga mutu macam begini?!? Masih kah istilah itu berlaku di dunia yang serba gila ini?!? Hedonisme merajalela, hipokrit di mana-mana, bikin perut melilit, lidah kejepit dan jaim selangit. Kenapa juga kita harus lihat rumput tetangga? Kenapa kalo rumput tetangga lebih hijau kita jadi kebakaran jenggot dan pengen nyulap rumput kita yang coklat buluk mirip ilalang kering di padang pasir? Kenapa ga coba lihat apa yang ada di halaman rumah kita sendiri, mungkin ada yang bisa membuat kita nyaman dan betah tinggal di balik pagarnya tanpa perlu termakan iming2 kehidupan orang lain. Mungkin masih ada bunga krokot –ga tau nama ilmiah or nama kerennya, ini nama lazim yg dikasih orang2 angkatan Mbahku dulu- yang meskipun kecil tapi semburat warna ungu dari mahkota mungilnya mampu menghadirkan kesegaran tersendiri bagi mata kita, atau mungkin ada bunga mawar hutan yang serba imut itu? Jelas akan tampak berbeda dengan halaman yang tertutupi rumput hijau. Yaahh…. Kalopun kita ga kaya2 banget untuk bisa milikin bunga begituan, no problemo. Kalo yang ada di halaman cuma bunga kenikir ato beluntas yang biasa dibuat lalapan, ya nikmatin aja, paling ga kalo pengen ngelalap kita ga perlu beli sayur di pasar. So… kenapa masih melihat rumput hijau tetangga, kalau punya banyak potensi tanaman yang bisa menyegarkan hidup kita sendiri?!?



Manusia diciptakan dengan segala perbedaan dan keunikan, kebahagiaan adalah pilihan masing-masing dan setiap orang berhak menentukan kebahagiaannya sendiri. Tak melulu “rumput hijau” yang menjadi primadona itu membuat hidup seseorang bahagia. Bisa jadi “rumput hijau” itu berarti untuk si A, tapi belum tentu juga si “B” memerlukannya, seperti yang sudah kubilang di atas, kalo yang namanya manusia itu beda2, termasuk sama kebutuhannya. Wuadoohh… ngomong opo se? Maleh koyok moco Trubus ae! Jadi begini lho ilustrasinya…. Saia berikan contoh kongkrit dlm kehidupan nyata yang entah milik saia sendiri atau bisa jadi milik orang lain, hwehehe….

Rumput dalam kasus ini saia ibaratkan seperti kebahagiaan, yang kalo disambungin sama pepatah jaman Gajah Mada itu selalu kepunyaan tetangga alias orang lain dan kelihatan lebih indah. Kalo lihat kebahagiaan orang lain ada yang ngerasa ingin memilikinya juga. Ada teman yang dapet beasiswa studi di luar negeri pengen, ada temen yang jalan hidupnya lurus adem ayem tenterem raharjo –bapake koncoku iku-, yang ga pernah kesulitan duit, yang selalu bahagia dunia-akhirat –lho, lak wes ketam iki-, yang disayang banged ma kedua orang tuanya, apa2 yang diminta selalu keturutan, yang punya mobil segela merk di rumahnya, wuaahhh…. Pokoknya yang hidupnya kayak perfect banged, bahagia sejahtera, selamat sentausa, adil makmur, persatuan Endonesa, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikm…. Wooiii…. Wes mari nggelambyare!!! Lihat itu semua jadi pengen juga. Walahh… padahal kalo mau ngitung berapa banyak nikmat dan kebahagiaan yang kita punya, ga akan ada habisnya coy!!! Manusia memang kadang kurang mensyukuri apa yang telah dimilikinya, selalu mendongak ke atas, tak pernah melihat ke bawah. Masih banyak orang2 yang hidupnya tak seberuntung kita!

Semua kebahagiaan semu yang sayangnya sering jadi standar dan ukuran hidup manusia itu demikian tak berarti jika kita bisa lebih melihat ke bawah, tak hanya menengadah pada tinggi dan luasnya cakrawala. Kita ga akan bisa merasa bahagia jika tidak berhasil mensyukuri kehidupan yang telah kita punya. Ada kalanya poin kebahagiaan kita tertinggal jauh dengan orang lain, untuk soal materi mungkin, tapi di sisi lain ada saja hal2 yang bisa membuat kita tetap bahagia. Mencoba mencari celah di sekitar “halaman rumah” untuk bisa menemukan secuil kebahagiaan hidup, itu yang penting! Bukan hanya melihat halaman rumah orang lain. Just grateful!!!

Untunglah saia ini termasuk orang yang mudah puas dengan hidup, haha… wong katanya kita ini ga boleh cepet puas! Itu kata orang2 yang memang punya vision tinggi thd hidupnya, tapi kalo saia mah…. Biasa2 wae lah… toh hidup ini cuma sementara, uang, harta, mobil, kedudukan, semua itu ga bakal dibawa mati! Saia cukup bersyukur dengan apa yg saia miliki, muka yang penuh jerawat bandel, bibir tebel yg ga seksi, keluarga yang… -hard 2 explain- dan banyak lagi kekurangan yg kalo mo diitung ga bakal habis –tapi saia ga mo ngitung, krn Tuhan lebih suka kita menghitung nikmat drpd kekurangan, alah… sok teu- Yang penting bukanlah apa yang belum kita miliki, tapi apa yang bisa kita berikan dan lakukan untuk orang lain.

Talking-talking soal bersyukur atas apa yang sudah saia miliki now –bhsane ga karuan ngene- ada beberapa hal yang bikin saia benar2 bisa menikmati hidup dengan senyum dan tawa bahagia dengan mulut yang menganga, hoehh… bahasae lagi2 aneh! Apa saja hal2 indah itu? Wuaahh… buanyak uamir… lanjutannya silahkan baca di next story, sapa tau bisa bikin yang baca ikut mencari kebahagian2 kecil dalam halaman rumahnya selain “rumput hijau” tadi, hwehehe…. Ayo… gali terus “halaman rumah” kita! Let’s go….. temukan hal2 kecil yang bisa membuat dunia serasa bagaikan di surga!!!

To be continued…

Next story: “Cari Krokot yuuukkkk……


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO

0 komentar:

Posting Komentar